Guru Ngaji di Cijerah Bandung Ikut Membangun Generasi Berkualitas
Lahirnya agama Islam yang dibawa Rasulullah SAW. pada abad
ke-7 M. adalah suatu hal yang sangat luar biasa yang pernah dialami oleh umat
manusia. Islam sebagai landasan spiritual dan social, memiliki struktur ajaran
moral dan program hidup praktis yang tidak
terpisahkan, segala bagian-bagiannya merupakan kesatuan yang terpadu secara
harmonis, saling mengisi dan saling menunjang. Sebagai suatu ajaran, Islam
memberikan jaminan hubungan metafisik antara manusia dengan Tuhan dan hubungan
duniawi antara individu dengan lingkungan masyarakatnya serta lingkungan
alamnya.
Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan
sepanjang zaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Mulai dari Rasulullah
SAW. sendiri diikuti para Shahabat, Tabi’in-tabi’in, para Tabi’it tabi’in dan
ulama-ulama, Islam disebarkan ke berbagai penjuru dunia. Hingga pertumbuhan dan
perkembangan agama Islam sampai ke Indonesia, dengan pengalaman naik turun,
maju mundur, dan berliku-liku. Penyebaran Islam di Indonesia melalui berbagai
cara, dengan cara berdagang, melakukan perkawinan, pendekatan seni dan budaya,
terjun dalam pemerintahan, dan tidak kalah penting adalah dari unsur
pendidikan.
Peranan pendidikan dalam membina Islam sangat besar, dalam
usaha menciptakan kekuatan-kekuatan yang mendorong kea rah pencapaian tujuan
yang dikehendaki. Kegiatan pendidikan Islam di Indonesia lahir dan tumbuh serta
berkembang dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Kegiatan ini
merupakan pengetahuan dan pengalaman yang penting bagi kelangsungan
perkembangan Islam dan umat Islam, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pendidikan Islam itu bahkan menjadi tolok ukur, bagaimana
Islam dan umatnya telah memainkan peranannya dalam berbagai aspek social,
politik maupun budaya. Oleh karena itu, untuk melacak sejarah pendidikan Islam
di Indonesia tidak mungkin lepas dari fase-fase yang dilaluinya. Dalam makalah
ini, penyusun hanya memasukkan tiga
fase, yaitu: Pendidikan Islam di Indonesia pada zaman kerajaan-kerajaan Islam,
Pendidikan Islam di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dan Pendidikan
Islam di Indonesia pada zaman penjajahan Jepang. Dari ketiga fase tersebut
diharapkan bisa sedikit membantu dalam melacak sejarah pendidikan Islam di
Indonesia.
Peranan para Wali (Walisongo) dalam penyebaran agama Islam
sudah tidak diragukan lagi, sangat besar sekali. Dengan kerja keras dan
ketekunan serat keikhlasan beliau agama Islam mampu merebut hati
masyarakat. Beliau menyebarkan Islam di
Jawa, dengan berdirinya kerajaan para wali yaitu kerajaan Demak.
Metode pendidikan yang digunakan oleh para wali kebanyakan
menggunakan media pondok pesantren atau padepokan. Beliau-beliau mengajarkan
para santri dan masyarakat berbagai ilmu keagamaan. Walisongo adalah
orang-orang yang tingkat ketaqwaannya kepada Allah sangat tinggi, pejuang
dakwah dengan keahlian yang berbeda. Ada yang ilmu tasawuf, ada seni budaya,
juga ada yang bergerak di dalam pemerintahan dan militer secara langsung.
Semuanya diabdikan untuk pendidikan dan dakwah Islam.
Berdasarkan nilai-nilai seperti ini Bapak Agung Budi Santoso
yang juga Anggota Komisi V Fraksi Partai Demokrat DPR RI Dapil Jawa Barat 1
(Kota Bandung dan Kota Cimahi) sangat mengapresiasi Guru ngaji di Cijerah Kota
Bandung pada 1 April 2018, untuk menciptakan insan beriman bertaqwa menuju
kualitas generasi Indonesia yang lebih baik. Hal ini sesuai lanjut Pak Agung
BS, bahwa kejayaan dan kehancuran suatu
bangsa tergantung kepada kualitas generasi yang mengembannya. Hal mendasar yang
sangat menentukan kualitas sebuah generasi adalah pemikirannya. Pemikiran yang
cemerlang akan mengantarkan suatu bangsa untuk mencapai keunggulan dan
kejayaan,dapat memimpin umat manusia dan mensejahterakan kehidupan dunia.
Sebagai agama yang paripurna, Islam sangat concern dengan pembangunan generasi
berkualitas yang memiliki pemikiran yang prima. Islam telah menempatkan orang -
orang yang memilki ilmu pengetahuan pada derajat yang lebih tinggi, sebagaimana
firman Allah SWT :
“........Niscaya
Allah akan meninggikan orang -orang yang beriman diantara kamu dan orang –
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..... ”(Q.S. Al
–Mujadilah[58]: 11)
Pak ABS sangat mendukung Model-model yang dapat dikembangkan
untuk generasi penerus bangsa misalnya
:
1. TPA(Taman Pendidikan generasi Al-Qur’an)
TPA yang ada saat ni barangkali harus ditindak lanjuti
dengan TPSI (Taman Pendidikan generasi Tsaqofah Islam) yang tidak hanya
diperuntukkan bagi anak-anak, tapi juga orang dewasa.
2. Sekolah rumahan,
adalah suplemen bagi sekolah-sekolah umum.
Yang dijalankan secara informal, tempatnya belajar di rumah dengan siswa dari
rumah - rumah disekitarnya. Gurunya adalah orang tua siswa sendiri, bisa bergantian bila mampu. Programnya
sama dengan program TPA, bisa juga diperkaya dengan kegiatan - kegiatan
bersama, semacam takadur alam untuk memperkuat keyakinan
terhadap Sang Pencipta. Dalam hal ini
dbutuhkan kesamaan visi
dan misi diantara orang tua sehingga program - program yang
disusun memiliki tujuan
yang benar, yaitu
membentuk syakhshiyah Islamiyyah.
3. Sekolah Islam Terpadu, yaitu memadukan antara kurikulum
negeri dan kurikulum sekolah Islam.
Yang sangat dibutuhkan disini adalah
guru yang mempunyai
kemampuan mengajar dan bersyakhshiyyah Islamiyyah
(berkepribadian Islami) tinggi, sehingga
efek sekulerisasi kurikulum negeri dapat
dihilangkan. Sekolah yang semacam ini
memang mahal karena biasanya memakai sistem “ full day schoolI “ untuk memberi
porsi pelajaran-pelajaran tsaqofah Islamiyyah.
Namun, warga masyarakat yang telah memiliki kesadaran dan mampu secara materi dapat
dihimpun sebagai sponsor atau
penyandang dana. Dengan
partisipasi aktif sponsor, biaya pendidikan
dapat ditekan dan menjangkau lapisan masyarakat yang lebih
luas.
Komentar