ABS : Perlu Pemurnian Sejarah Parlemen DPR RI di Indonesia
Dalam sambutannya Anggota Legislatif dari Partai Demokrat Dapil Jabar I (Kota Bandung dan Kota Cimahi) ini mengatakan bahwa Penerbitan buku “Seabad
Rakyat Indonesia Berparlemen” merupakan kegiatan yang sangat penting agar
publik dapat mengetahui dan memperoleh wawasan tentang sejarah keparlemenan di
Indonesia. Bangsa Indonesia, sudah lebih dari 100
(seratus) tahun berparlemen. Setidaknya, catatan sejarah menunjukkan dengan
dimilikinya lembaga dewan rakyat
bernama Volksraad pada tahun 1918.
Meski cakupan kerja yang menerapkan fungsi kedewanan sangat terbatas, namun
lewat Volksraad, banyak tokoh-tokoh nasionalis yang menyuarakan aspirasi rakyat
dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Aspirasi
masyarakat diperjuangkan secara maksimal oleh anggota Volksraad seperti: M.H. Thamrin, Cipto Mangunkusumo, Sam Ratulangi,
Mohammad Yamin, Otto Iskandardinata, Yahya Datoek Kayo, dan sebagainya.
Seperti kita ketahui bersama tambah ABS, Dinamika DPR Gotong Royong terlihat ketika menyikapi beberapa kasus-kasus besar seperti : Sengketa Irian Barat, Konfrontasi RI-Malaysia, Sekitar Konferensi Asia Afrika II dan Gerakan 30 September. Konstelasi politik masa Demokrasi terpimpin di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, berpengaruh kuat terhadap cara kerja DPR-GR serta Undang-Undang yang dihasilkan oleh lembaga tinggi negara tersebut.
Sebagai apresiasi kami sebagai Ketua BURT, bahwa Buku yang telah disusun secara akademik, tentu saja harus dibahas dan dibedah secara akademik pula. Maka, itulah tujuan utama kegiatan Bedah Buku Daring ini yang diinisiasi oleh Museum DPR RI. Kegiatan Bedah Buku Daring ini merupakan kegiatan sosialisasi buku “Seabad Rakyat Indonesia Berparlemen,” sekaligus merupakan sebuah kegiatan publik Museum DPR RI di era pandemi COVID-19. Harapan saya, semoga buku “Seabad Rakyat Indonesia Berparlemen” dapat dikenal luas dan dapat dimanfaatkan oleh publik, baik dalam segi peningkatan wawasan keparlemenan maupun referensi untuk bahan penelitian.
Kepada para nara sumber yaitu: Dr. Mohammad Iskandar., M.Hum (Sejarawan UI), Prof. Dr. Asvi Warman Adam APU (Sejarawan Politik LIPI) dan Nur Janti (Periset Sejarah), Saya berharap dapat membedah buku ini secara lengkap melalui forum diskusi yang kondusif yang telah dilaksanakan siang tadi dengan para peserta diskusi daring ini (ABS 931)
Komentar